a. Industri yang cenderung ditempatkan di lokasi bahan baku
Pertimbangan yang digunakan untuk menempatkan industri yang berorientasi pada bahan baku, di antaranya adalah:
1)
Industri yang mengolah bahan baku yang cepat rusak atau busuk,
misalnya: industri daging, industri ikan, industri bunga, dan industri
susu.
2) Industri yang mengolah bahan baku dalam jumlah besar atau
barang curahan (bulk goods) dan biaya angkutannya cukup mahal, misalnya:
industri kayu dan industri pengolahan minyak bumi. Industri kelompok
ini memiliki perbandingan kehilangan berat (weight loss) mencapai 75%
atau lebih.
3) Memiliki ketersedian bahan mentah yang cukup besar.
4) Biaya pengangkutan bahan mentah lebih mahal daripada biaya pengangkutan barang jadi.
5) Volume produksi lebih kecil dari bahan mentah karena adanya penyusutan.
b. Industri yang cenderung ditempatkan di daerah pemasaran
Pertimbangan yang digunakan untuk menempatkan industri yang berorientasi pada daerah pemasaran, di antaranya adalah:
1)
Jika dalam pembuatan barang industri, perbandingan kehilangan (susut)
berat mencapai nol persen, biaya angkut untuk barang jadi lebih mahal
dari pada biaya angkut untuk barang mentah. Misalnya: industri roti
karena setelah diolah beratnya tidak berbeda dengan bahan mentahnya.
2) Jika bahan mentah/baku mudah diperoleh. Misalnya: industri air mineral, karena air bersih dianggap mudah diperoleh.
3)
Jika barang yang dihasilkan memerlukan ongkos tinggi karena ukurannya
relatif lebih besar. Misalnya: industri peti dan industri mebel.
4)
Jika barang yang dihasilkan selalu mengalami perubahan yang cepat karena
kaitannya dengan model dan mode yang sedang berkembang. Misalnya
industri konveksi.
5) Jika biaya angkut barang jadi lebih mahal dari pada biaya angkut bahan mentah/baku.
6) Jika produksi yang dihasilkan mudah rusak dan tidak tahan lama.
7) Jika barang yang dihasilkan memerlukan pemasaran yang luas.
8) Jika bahan baku yang digunakan tahan lama.
c. Industri yang cenderung ditempatkan di pusat-pusat konsentrasi penduduk
Industri
yang cenderung ditempatkan di pusat-pusat konsentrasi penduduk, yaitu
industri yang memerlukan tenaga kerja yang banyak. Industri ini bersifat
padat karya, misalnya: industri elektronika dan garmen. Industri ini
biasanya berlokasi di tempat pemusatan tenaga kerja, terutama tenaga
kerja yang murah dan terampil. Adapun industri yang memerlukan tenaga
kerja dengan keahlian yang khusus dalam jumlah yang banyak di antaranya
industri kain batik dan industri kain bordir.
d. Industri yang cenderung ditempatkan di lokasi sumber tenaga/energi
Industri
yang cenderung ditempatkan di lokasi sumber tenaga/energi adalah
industri yang banyak memerlukan sumber tenaga (listrik, minyak bumi,
batubara, gas, dan air). Misalnya: industri peleburan baja/besi,
industri pembangkit listrik tenaga air (PLTA), dan industri pembangkit
listrik tenaga uap (PLTU).
e. Industri yang cenderung ditempatkan dengan orientasi pada biaya pengangkutan
Industri
yang cenderung ditempatkan dengan orientasi pada biaya pengangkutan
adalah industri yang memerlukan sarana atau jaringan transportasi yang
mudah dan baik, sehingga tidak mengganggu jalur pemasaran. Industri ini
biasanya industri yang memerlukan bahan mentah, pengolahan, dan
pemasaran pada satu tempat yang sama. Misalnya: industri air kemasan
atau air karbonasi.
f. Industri yang berorientasi pada modal
Industri
yang berorientasi pada modal adalah industri yang biasanya memiliki
produksi yang besar dan sangat vital secara ekonomis, dan memiliki pasar
yang luas serta strategis untuk menarik modal asing. Misalnya: industri
farmasi dan alat-alat kesehatan.
g. Industri yang berorientasi pada teknologi
Industri
yang berorientasi pada teknologi adalah industri yang membutuhkan
tenaga kerja dengan keahlian khusus dan terdidik, serta telah menerapkan
teknologi adaptif. Misalnya: industri pertanian, industri perikanan,
industri pariwisata, dan industri perhotelan.
h. Industri yang berorientasi pada peraturan dan perundangundangan
Industri
yang berorientasi pada peraturan dan perundang-undangan adalah industri
yang memerlukan kemudahan dalam perizinan dan sistem perpajakan.
i. Industri yang berorientasi pada lingkungan
Industri
yang berorientasi pada lingkungan adalah industri yang tidak merusak
lingkungan, dengan cara menggunakan teknologi atau proses industri yang
ramah lingkungan. Cirinya hemat bahan baku dan sumber energi, serta
tidak mencemari lingkungan, tetapi memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Sabtu, 10 November 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar